Tuesday, 19 July 2016

Lelaki Adalah Imam Bagi Wanita

Pernahkah kalian menginginkan suatu hal, hingga membuat kalian berusaha mendapatkan sesuatu tersebut, lantas seiring waktu kalian dapat melupakannya. Namun, di suatu saat tak terduga kalian malah diberikan hal tersebut secara cuma-cuma? Saya pernah.

Apa yang aku inginkan tak selamanya baik bagiku, dan apa yang tak kusenangi sebetulnya barakah untukku.

Terkadang aku salah menilai sesuatu; aku terlalu egois. Aku hanya menyukai hal-hal yang menarik minatku, tanpa berpikir panjang.

Hari ini, aku kembali mendapat kesempatan meraih keinginanku. Bukan sesuatu yang berarti, hanya sebuah film islami yang berhasil menarik perhatianku. Berkisah tentang seorang alim yatim piatu yang menyukai fulanah yang berprofesi sebagai pencerita sekaligus inspirator. Lelaki tersebut jatuh cinta dengan wanita tersebut hingga mereka berkomitmen sampai pelaminan. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun telah terlewati. Kehidupan harmonis berhasil mereka raih. Berbagai jenis rangkaian kehidupan telah mereka lewati bersama, fulan yang baik hati dan fulanah sang pencerita. Hingga suatu hari fulan menyelamatkan bayi bernama Akbar Muhammad dari kecelakaan yang menimpa ibunya, Mei. Rupanya Mei mengalami berbagai macam tekanan, hingga beliau memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di atap salah satu rumah sakit yang berada di Yogyakarta. Lagi-lagi fulan menyelamatkan hidup ibu dari anak yang dinamainya. Buah dari keputusan menyelamatkan nyawa dua makhluk Allah, fulan menanggung tanggung jawab baru, poligami.

Fulan memutuskan untuk memperistri Mei setelah ia merasa gagal melakukan upaya penyelamatan nyawa ibu dari anak yang nyaris yatim piatu itu. Tentu fulan harus menanggung beban yang amat berat, apalagi fulanah belum mengetahui hal tersebut. Terang saja, bergetarlah hati fulanah saat mengetahui sang suami mengingkari janjinya untuk tidak berpoligami.

Tak ada wanita yang rela berbagi suami untuk wanita lain.
Tak ada wanita yang benar-benar ikhlas melepaskan suaminya.
Tak ada wanita yang sanggup menahan lara saat mengetahui suaminya berduaan dengan wanita 
yang bukan mahramnya.

Pada hakikatnya, wanita adalah makhluk Allah yang dapat ditimpakan rasa kasih sayang, kesedihan, kemarahan, kekecewaan di saat yang bersamaan. Itulah yang membuat wanita menjadi makhluk yang mulia. Wanita merupakan gambaran nyata dari tulang yang bengkok.

Lelaki adalah imam bagi wanita, di manapun itu.

[12.05]

No comments:

Post a Comment