Jariku mulai gemetaran
Sudah lama sekali rupanya aku tak bermain-main denganmu
Hingga debu menjadi satu-satunya kawan abadi yang senantiasa memelukmu kala kamu dirundung nestapa
Hadir pula lembaran-lembaran kertas yang senantiasa membawa kabar dalam kolom-kolom kebahagiaan tak terduga
Tak jarang ia menjadi selimut memori antara aku dan kamu
Waktu tak pernah berhenti berlari
Aku tak paham pula dengannya, apakah ia tak punya rasa lelah?
Penasaranku mulai membuncah, hingga lelah mulai bersarang
Aku pun melupakanmu
Aku tak paham pula dengannya, apakah ia tak punya rasa lelah?
Penasaranku mulai membuncah, hingga lelah mulai bersarang
Aku pun melupakanmu
Aku mulai asyik dengan teman-teman baruku, dengan duniaku yang baru
Hingga baru hari ini aku kembali mengunjungimu
Memperkenalkanmu pada mereka, lembaran memori
Hingga baru hari ini aku kembali mengunjungimu
Memperkenalkanmu pada mereka, lembaran memori
Jariku seakan retak saat menyentuhmu
Perpaduan hitam dan putihmu sangat sempurna, kau tahu
"Ting", katamu membenarkan ucapanku
Jari-jariku mulai berlarian, menjamahmu
Perpaduan hitam dan putihmu sangat sempurna, kau tahu
"Ting", katamu membenarkan ucapanku
Jari-jariku mulai berlarian, menjamahmu
Harmoni ini, aku merindukannya.
A. Paramudita (Yogyakarta, 2016)
A. Paramudita (Yogyakarta, 2016)
No comments:
Post a Comment